Akan Jadi Pedestrian, Kendaraan Tak Bisa Masuk Jalan Cihideung, Warga Menolak

Kota.Tasik (kilangbara.com)-Rencana Pemkot Tasikmalaya membangun semi pedestrian sebagai kawasan pejalan kaki. Dengan cara, menutup akses kendaraan di Jalan Cihideung. Ternyata, kini mendapat penolakan dari sejumlah warga dan pemilik toko yang berada dijalan sekitar tersebut.

Dadan, salah satu Ketua Asosiasi Toko Emas Cihideung. Menegaskan, kalau kawasan perdagangan itu, seharusnya kendaraan harus bisa masuk. Karena, jika kendaraan tidak bisa masuk, maka sejumlah toko akan mati. Padahal, Cihideung itu sebagai pusat perdagangan. Tentunya, fungsi utamanya tersebut adalah akses jalan, bukan untuk para pejalan kaki.

“Contoh, ketika akses jalan ditutup
seperti di Braga Bandung dan Pasar Baru Jakarta. Dampaknya, toko jadi sepi sehingga akhirnya jalan tersebut bisa kembali dibuka,”ujarnya. Ketika, sosialisasi penataan Jalan Cihideung dan Jalan KH Zaenal Mustofa (Hazet). Dihadiri, pemilik toko, RW, tokoh masyarakat, PKL dan lainnya. Di Aula Balekota Tasikmalaya, Rabu (06/07/2022).

Perwakilan toko di Cihideung, Andi. Mengaku, merasa kaget dengan adanya rencana penutupan kendaraan itu. Sebab, selama ini toko miliknya itu juga merangkap sebagai rumah tinggalnya. Sehingga, kalau jalan tidak bisa dilalui oleh kendaraan. Tentunya, bakal segera menimbulkan masalah baru.

“Bagaimana kalau ada yang sakit, meninggal dunia, kebakaran dan lainnya?jangan hak azazi kami malah direnggut donk. Mohon, Pemkot Tasikmalaya untuk segera dipertimbangkan, demi untuk
kemanusian. Saya lahir dan besar di Cihideung,”bebernya.

Ketua RW 04 Cihideung, H Baban menambahkan. Pihaknya atas nama aspirasi sejumlah warganya, tidak setuju. Dengan, rencana Jalan Cihideung bakal ditutup untuk sejumlah kendaraan. Pasalnya, hanya akan menimbulkan polemik baru dimasyarakat. Karena jika ditutup, bagaimana dengan warga yang memiliki mobil dan motor.

Sementara itu, Kepler menyinggung penataan PKL di Cihideung. Bahwa dulu, Forum Cihideung yang inisiasi mendorong ke Pemkot Tasikmalaya. Agar, roda para PKL pasca berjualan jangan disimpan permanen. Sedangkan, terkait dengan rencana pedestrian itu. Berharap, Pemkot Tasikmalaya tidak mengulangi seperti dulu lagi. Jangan seperti Pasar Karlis dan PKL diberi gerobak. Sehingga, anggaran habis tidak sesuai dengan fungsinya.

“Seharusnya, ketika Forum Cihideung ikut bergerak tersebut. Pemkot Tasikmalaya, libatkan juga donk Forum Cihideung, terutama dengan rencana pedestrian di Cihideung. Kami justru tidak dilibatkan sama sekali,”herannya.

Terkait pedestrian, Kepler minta data konkrit dari ujung ke ujung, karena katanya PKL akan difasilitasi oleh Pemkot Tasikmalaya mengunakan booth. Selain itu, bagaimana dengan jadwal pengaturannya. Seharusnya, dilakukan dulu verifikasi, konon sekarang itu malah bertambah jumlahnya.

Termasuk juga terkait dengan kantong parkir. Karena, Cihideung akan tidak bisa dilalui oleh kendaraan. Pria itu menilai, kantong parkir tersebut belum ada sama sekali. Apakah sudah ada lokasi bongkar muatan kendaraan itu.
Kalau, rencana Pemkot Tasikmalaya menyediakan lahan parkir di Jalan Pemuda. Sangat riskan, pemilik kendaraan datang belanja ke Jalan Cihideung. Sehingga, dampaknya orang akan “Hoream” (malas) datang ke Cihideung. Bahkan, eksesnya sejumlah pemilik toko bakal menjadi sepi.

“Seharusnya, Pemkot Tasikmalaya itu bisa melihat dampaknya, terhadap warga dan pemilik toko. Tentunya, kami mendukung program pedestrian tersebut, namun salah satunya itu jalan jangan ditutup. Sehingga, tidak ada kebijakan yang bisa merugikan,”pintanya.

Perwakilan PKL Cihideung, Hendra menegaskan. Pihaknya, menolak terkait akan dipindahkan untuk sementara, selama pengerjaan pedestrian di Cihideung, ke Shelter Dadaha dan di Eks Terminal Cilembang. Karena didua lokasi tersebut siapa pembelinya itu, sehingga bisa mematikan usahanya. Sedangkan, dirinya setiap hari ditunggu oleh keperluan dapurnya. Hendra, usul agar selama pengerjaan pedestrian sekitar 4 bulan itu. Agar, pengerjaan fisiknya dilakukan malam hari saja. Sehingga, siangnya PKL tetap bisa berjualan.

Ditempat sama, Asisten Pembangunan Pemkot Tasikmalaya, Tedi ditemani Kadis Pariwisata, Kaban Kesbangpol, Kabag Ekonomi dan Kabid Jalan PUTR, menuturkan. Terkait penutupan kendaraan di Jalan Cihudeung itu. Bukan berarti 100 persen ditutup, misalnya kalau ada loading itu. Tentunya, bisa dijadwalkan dalam pengaturan waktu, apakah pagi atau malam. Nantinya, ada otoritas yang dapat mengaturannya. Termasuk, bila ada yang kebakaran, meninggal dunia, sakit dan lainnya. Bahkan juga ada kelonggaran, bagi warga yang berada didalam gang, sebagai pemilik motor.

Adapun terkait parkir tersebut, nanti ada beberapa kantong parkir disepanjang Jalan Pemuda, Pasar Mambo, Mayor Utarya dan lainnya. Bahkan, ada investor yang bersedia menyendiakan lahan parkir, didua titik. Lokasinya, didekat RM Ampera Hazet dan dipingir Toko Buku Cerdas. Serta juga akan membangun sarana parkir didekat Mayasari Plaza.(AR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!