Awalnya Aksinya Ditolak ke Bale Kota Tasik, Setelah Mau Ibadah BEM Faperta Unsil Diizinkan Masuk
Kota.Tasik (kilangbara.com)-Ada yang berbeda dengan aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa dari BEM Faperta Unsil. Didepan, Bale Kota Tasikmalaya, Selasa (23/9/2025). Pasalnya, awalnya mereka melakukan aksi diluar Bale Kota. Namun, kemudian minta masuk ke dalam areal Bale Kota Tasikmalaya. Namun, ditolak oleh Asisten Daerah 3, Hanafi yang menerima mahasiswa. Dalihnya sudah ada SOP, kecuali untuk beraudensi.
Setelah itu, mereka pun terus berorasi bergantian menyuarakan kondisi petani sekarang ini. Selain itu, membacakan sejumlah puisi dan nyanyian Wiji Tukul juga sertai meneriakan yel yel. Kemudian, setelah ada adzan berkumandang dimesjid. Mereka pun, menghentikan aksinya dan minta ke Hanafi. Agar, diperbolehkan masuk untuk beribadah sholat ashar.
Akhirnya korlap aksi diskusi dengan Hanafi, Kepala Kesbangpol, Ade Hendar, Ketua Komisi II DPRD Rahmat dan Kepolisian. Hingga, kemudian dipersilahkan bisa masuk tapi dengan komitmen tidak ada aktivitas lain selain ibadah. Serta, kalau sudah selesai ibadah langsung keluar lagi. Kemudian, tak ayal sejumlah mahasiswa pun berbondong-bondong leluasa masuk. Pasca, selesai beribadah mereka pun keluar lagi melanjutkan aksinya.
Korlap aksi dari BEM Faperta Unsil, Alik Abidin menyampaikan. Aksinya itu, sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi pertanian di Kota Tasikmalaya. Pasalnya, banyak permasalahannya itu sangat komplek. Mulai, dari alih fungsi lahan yang setiap tahunnya sangat masif. Bahkan, ada sekitar 400 hektar lahan dari 2009-2023 sudah beralih fungsi.
Salah satu problemnya itu, tidak ada aturan yang jelas berkaitan dengan Perda LP2B dan lainnya. Dalam hal itu, tidak ada Perwalkot yang mengatur juklak dan juklisnya. Kemudian, banyak hasil produksi para petani tidak diuntungkan hidupnya hingga berdampak terhadap kesejahteraannya.
Selain itu, tidak ada informasi pasar penerimaan bagi komoditas yang dihasilkan petani. Sehingga, berdampak bagi mereka jadi kelabakan menjualnya harus kemana. Termasuk, bagi petani gurem yang punya lahan 0,5 hektar yang kesulitan. Karena, luas lahan mereka sangat sedikit. Termasuk, AUTP asuransi usaha padi tidak jelas dan petani tidak dapat kompensasi. Ketika, mereka gagal panen akibat adanya banjir, hama dan kekeringan.
“Kami diterima oleh Pak Hanafi, Kadis Pertanian, Kaban Bapelitbangda dan lainnya. Tadinya, berharap bisa bertemu lamgsung dengan Pak Walikota. Tapi gak ada, terus terang saja sangat kecewa,”ungkapnya kepada sejumlah awak media.
Sementara itu, pantauan kilangbara.com aksi BEM Faperta Unsil itu berakhir setelah adzan magrib berkumandang. Sebelum bubar, korlap aksi menyatakan pernyataan sikapnya. Hingga, akhirnya mereka pun langsung bubar dengan tertib.(AR)