Subarkah, Diduga Sunat Bansos 7 TKA dan TPA di Kab.Tasik, Rp 1.359 Milyar

Kab.Tasik (kilangbara.com)-Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2020 dari Provinsi Jawa Barat. Bagi 7 lembaga Taman Kanak-kanak Al-quran (TKA) dan Taman Pendidikan Al-quran (TPA) di Kabupaten Tasikmalaya. Disinyalir telah dipotong oleh seseorang yang datang mengaku bernama Subarkah. Pria tersebut meminta jatah uang bantuan sebesar 50 persen dari jumlah yang diterima. Ditambah lagi Rp 5 juta sebagai dalih biaya transportasinya.

“7 lembaga tersebut minta bantuan hukum, ke LBH Ansor. Kami siap membantu para penerima yang menjadi korban itu, hingga kasusnya tuntas,”janji Ketua LBH Ansor Tasikmalaya, Asep Abdul Rofiq, Kamis (18/02/2021). 

Nilai bantuan yang dipotong, lanjut Asep memang tidak tanggung-tanggung. Sebab hasil penghitungan LBH Ansor saja dari 7 lembaga tersebut. Mencapai Rp 1.359 Milyar, sebab satu lembaga penerima saja nilainya rata-rata Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Di Kabupaten Tasikmalaya jumlahnya pun diperkirakan mencapai ratusan lembaga. 

Kebanyakan penerima juga tidak mengajukan secara langsung, tapi atas penawaran salah satu organisasi keremajaan dan kepemudaan di Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan, pengurusan administrasi pengajuan bantuan, dilakukan oleh oknum yang menawarkan pengajuan bantuan itu.

Mereka ini ditawari asalnya, guna untuk dapat bantuan oleh salah satu organisasi keremajaan dan kepemudaan. Jadi tidak mengajukan inisiatif lembaganya. Namun anehnya, dari keterangan penerima, secara ciri-ciri fisik dan perawakan yang mengaku bernama Subarkah itu, selalu berbeda-beda. Kadang ada yang berperawakan kecil, namun ada pula yang bertubuh tinggi. Sehingga diyakini nama Subarkah hanya sebagai pasword penghilang jejak dari jaringan pelaku pemotongan hibah. 

“Jadi para penerima ini mengaku setelah mereka mencairkan bantuan, maka tidak lama ditelepon dan didatangi seseorang yang mengaku bernama Subarkah. Dirinya itu yang melakukan eksekusi pemotongan bantuan,”bebernya.

Terpisah, salah satu penerima bantuan yang enggan disebut namanya, mengaku pasca peristiwa tersebut.Kini banyak yang datang ke lembaganya. Mulai dari oknum sebuah ormas, hingga oknum yang mengakukan diri sebagai wartawan. Tak ayal kedatangan mereka tersebut, membuatnya jadi merasa terganggu.(Iwa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!