Gundah Penjemputan Pasien Covid-19, RT RW Sampaikan Aspirasi ke DPRD

Kota.Tasik (kilangbara.com)-Sejumlah RT dan RW yang berada didaerah Pataruman dan Empang Wetan Kota Tasikmalaya.Datangi DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa (02/06/2020).Mereka datang guna untuk menyampaikan kegundahannya.Akibat adanya penjemputan warganya, AA yang terpapar Covid-19, beberapa hari lalu.

“Jadi ada kegundahan dan takut tertular setelah penjemputan waktu itu.Karena, belum ada rapid test bagi warga.Pasalnya baru sample untuk keluarga dan pekerjanya saja, selain itu kami juga menyoroti carut marut terkait bansos,”ujar Ketua Gugus Tugas Pataruman, Maman yang datang bersama dengan RT RW.Saat menyampaikan ke anggota Komisi IV dan Kadinkes Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat diruang rapat 1.

Kata Maman dalam penjemputan yang dilakukan sekitar pukul 10.00-11.30 WIB itu.Ternyata juga menimbulkan kegaduhan sehingga masyarakat menjadi panik.Apalagi peristiwa tersebut juga malah jadi viral dimedia sosial.Kini dampaknya secara psikologis sudah dirasakan oleh sejumlah masyarakat.

Ditempat sama, anggota Komisi IV Ahmad Junaedi, ke depan minta ke Dinkes dan Tim Gugus Tugas.Terkait SOP penjemputan itu, sebelumnya harus juga berkoordinasi dengan para RT RW.Sebab, harus ada pola secara pendekatan dengan warga.Sementara anggota lainnya, Enan menanyakan alat PCR yang sudah direkomendasi sebelumnya, karena alat itu bukan hanya untuk Covid-19 saja.Tapi bisa untuk HIV/AIDS dan Hepatitis.Sehingga sejauh mana proses dilakukan Walikota yang diusulkan Dinkes itu.

Sementara itu, Kadinkes Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat menjelaskan dalam penjemputan itu, kronologis pasien tersebut sudah lama datang ke TMC tidak diagnosa Covid-19 dan tidak PDP maupun ODP.Namun tidak ada perbaikan, sehingga curiga terpapar Covid-19.Kemudian konsultasi dengan Dinkes, lalu turun tim dokter spesialis mendatangi dan memeriksanya.Terus dilakukan rapid test dari radiologi lab dokter ahli TMC, akhirnya ia masuk isolasi.

Prosedur harus dilaksanakan dengan rapid test, hasilnya positif.Selanjutnya diswab malah negatif, tapi baru 1 kali.Sesuai dengan aturan swab itu harus 2, lalu harus dirawat.Kemudian harus ambil swab dengan harapan negatif.Karena menunggu hasil swab dari Bandung lama, sekitar 2 minggu.Terus pasien mengajukan agar bisa dirawat dirumah.Hingga dokter pun berunding dan mengijinkan pulang.

“Tapi dengan catatan pasien harus menjalankan PHBS dan isolasi mandiri dengan aturan dari pemerintah.Serta juga harus mengikuti protokol kesehatan.Namun, setelah pulang justru tidak disiplin, malah keluyuran.Sehingga tim pun bertindak cepat.Karena swab kedua itu dari Bandung, belum turun,”terangnya.

Kata Uus, sekitar malam timnya melakukan pendekatan secara komunikasi dengan keluarganya.Supaya pasien itu bisa menjalankan kembali pengobatan.Agar keluarga dan lingkungannya tidak tertular.Tapi malah ditolak dan diusirnya, lalu esoknya didatanginya lagi ke rumahnya.Dengan bantuan Tim Gugus Tugas, sebab harus bisa dijemput hari itu.

“Akhirnya dengan bantuan Tim Gugus Tugas tersebut, pasien tersebut bisa dijemput dan dibawa di Bandung.Nah setelah diperiksa di Rumah Sakit Imanuel ternyata positif dan dirawat hingga sembuh.Sedangkan terkait pasien harus bayar waktu ke TMC itu, kini sudah dibayar Pemkot Tasikmalaya, karena sudah jadi kewajiban negara sesuai dengan Undang-Undang,”ucapnya.

Adapun terang Uus, terkait ada ketakutan tertular warga, karena belum ada rapid test.Mantan Kabid di Dinkes tersebut menambahkan, sebenarnya justru sudah dilakukan rapid test kepada sekitar 15 orang.Termasuk juga keluarganya, warga dan para pekerjanya.Cuma rapid test itu, tidak dipublikasikan saja ke media.

“Tadi ada pertanyaan sejauh mana pembelian PCR, justru Pak Wali ingin membeli swab, cuma sertifikasi dari Menteri lama dan harganya itu, cuma sekitar Rp 1 milyar.Kalau, di Kabupaten itu mengunakan TCM bkn PCR, sama akurasinya.TCM itu bantuan dan rekom dari Provinsi.Kota juga bisa, karena sudah punya di RSUD dan Puskesmas Purbaratu.Adapun tadi ada usulan penjemputan, harus melibatkan RT RW, tentunya itu usulan bagus,”pungkasnya.(AR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!